
Kaji Hapus UN, Nadiem Pikirkan Tolok Ukur yang Tak Bebani Siswa-Guru
Jakarta -
Mendikbud Nadiem Makarim tengah mengkaji penghapusan ujian nasional (UN). Namun, menurut Nadiem, diperlukan adanya tolok ukur lain dalam kemampuan siswa.
"Mengenai
UN, ini sedang dikaji. Menurut saya harus ada semacam tolok ukur, itu
penting ya, nggak bisa hanya semuanya terjadi evaluasi di dalam sekolah.
Menurut saya secara esensi masih penting ada tolok ukur," kata Nadiem
dalam sesi tanya jawab di Simposium Internasional Kepala Sekolah dan
Pengawas Sekolah, di Hotel Grand Sahid, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta
Pusat, Jumat (29/11/2019).
Nadiem mengatakan, menggunakan nilai sebagai tolok ukur untuk prestasi
siswa adalah sebuah kesalahan dalam pendidikan di Indonesia. Menurut
dia, hal itu justru akan membebani siswa.
"Tapi kenyataannya sekarang apa yang dimaksud dan dimakna daripada suatu tes berskala nasional adalah evaluasi terhadap sistem pendidikan yaitu, ya sekolah dan area, ya geografis. Kenyataannya di lapangan itu menjadi tolok ukur untuk prestasinya siswa. Ini lah kesalahan yang menurut saya terjadi. Siswalah yang mungkin bisa dirugikan dan merasa dia itu gagal kalau angkanya tidak memadai dan lain-lain," tuturnya.
"Yang tadinya esensi kurikulum 2013 yang sangat baik sebetulnya yaitu unit multi disiplin, yang sebenarnya sangat baik esensinya. Karena banyaknya dan harus semuanya kejar tayang, jadinya itu menjadi secara otomatis proses penghapalan. Mau gimana lagi. Ya kan. Kasihan murid kita," imbuh Nadiem.
"Tapi kenyataannya sekarang apa yang dimaksud dan dimakna daripada suatu tes berskala nasional adalah evaluasi terhadap sistem pendidikan yaitu, ya sekolah dan area, ya geografis. Kenyataannya di lapangan itu menjadi tolok ukur untuk prestasinya siswa. Ini lah kesalahan yang menurut saya terjadi. Siswalah yang mungkin bisa dirugikan dan merasa dia itu gagal kalau angkanya tidak memadai dan lain-lain," tuturnya.
"Yang tadinya esensi kurikulum 2013 yang sangat baik sebetulnya yaitu unit multi disiplin, yang sebenarnya sangat baik esensinya. Karena banyaknya dan harus semuanya kejar tayang, jadinya itu menjadi secara otomatis proses penghapalan. Mau gimana lagi. Ya kan. Kasihan murid kita," imbuh Nadiem.
Karena itu, eks Bos Go-Jek itu pun berniat untuk mengevaluasi tolok ukur
berskala nasional dalam pendidikan Indonesia. Nadiem ingin ke depannya
tolok ukut tersebut tak membebani siswa maupun guru.
"Jadi itu yang akan kita kaji lagi. Tapi menurut saya secara personal, harus ada tolok ukur dalam skala nasional tapi formatnya jangan membebankan siswa siswi dan jangan membebankan guru ya. Harus berdasarkan apa yang kita cari yaitu sebenarnya kompetensi. Kita mencari kompetensi itu kuncinya, bukannya berapa jumlah informasi yang sudah terserap. Gitu ya. Kira-kira sampai situ. Jadi mohon sabar itu akan dtunggu kabarnya. Kami akan segera merumuskan rencana ke depan," pungkas dia.
(mae/imk)"Jadi itu yang akan kita kaji lagi. Tapi menurut saya secara personal, harus ada tolok ukur dalam skala nasional tapi formatnya jangan membebankan siswa siswi dan jangan membebankan guru ya. Harus berdasarkan apa yang kita cari yaitu sebenarnya kompetensi. Kita mencari kompetensi itu kuncinya, bukannya berapa jumlah informasi yang sudah terserap. Gitu ya. Kira-kira sampai situ. Jadi mohon sabar itu akan dtunggu kabarnya. Kami akan segera merumuskan rencana ke depan," pungkas dia.
Sumber Berita: https://news.detik.com/berita/4803174/kaji-hapus-un-nadiem-pikirkan-tolok-ukur-yang-tak-bebani-siswa-guru